Sabtu, 02 Desember 2017

Senin, 12 Juni 2017

Danis Nurul Yunita - Sang Pejuang Masa Depan


     
     Danis Nurul Yunita , salah satu sosok berprestasi yang menjadi aset berharga Indonesia , lahir di Jakarta tepatnya pada tanggal 15 juni 1993  ,  dikenal sebagai salah satu alumni Fakultas Ekonomi UNJ ( Universitas Negeri Jakarta )  yang sangat gigih meraih prestasi dalam berbagai bidang. 
           
( Dokumentasi Pribadi Saat Kunjunagn , Danis ke 3 dari kanan )

        Danis juga merupakan salah satu sosok yang sangat  memperjuangkan lahirnya Program Studi Ekonomi Islam di kampusnya , ketika kuliah Danis tergabung dalam Kelompok Studi Ekonomi Islam atau dikenal dengan nama KSEI , berbagai prestasi dan dedikasinya terhadap Ekonomi Islam terus dia perjuangkan bersama teman satu organisasinya , tidak kurang dari 30 kejuaraan dan berbagai pelatihan di raihnya sampai dengan lulus menjadi seorang Sarjana  berpredikat cumlaude dia dapatkan .

          Perjuangan Danis sangatlah berliku , semua prestasi yang didapat dihasilkan dengan kegigihan dan kedekatannya dengan Allah swt , memang ujian tidak akan lepas dari setiap perjuangan tetapi Danis mampu melaluinya dengan keteguhan dan keyakinan pada Allah swt bahwa setiap masalah yang dilaluinya akan berbuah Hikmah dan akan membuat dirinya lebih baik .

          Salah satu perjuangannya ketika Danis  mendapatkan Beasiswa LPDP sangatlah mengharukan ,  ketika proses wawancara Danis diminta untuk mengganti pilihan kampusnya dengan alasan bahwa biaya kuliah yang mahal ditempat tujuannya akan di alokasikan untuk pendidikan rakyat Indonesia yang lain , tetapi dengan ikhlas Danis melewati ujian tersebut .

       Bermodalkan niat dan tekad yang kuat membawanya melewati berbagai tahapan seleksi dalam proses penyaringan penerima LPDP sampai dengan pelatihan IELTS yang penuh perjuangan , rendah hati dan terus berharap pada Allah swt itulah sikap yang ditanamkan dalam jati dirinya , sampai dia dinyatakan lulus sebagai penerima beasiswa dan berhak mendapatkan pendanaan untuk melanjutkan pendidikan Master di Negara  Inggris , dengan mimpi besarnya Danis mengambil study Islamic Finance and Management di  Durham University .

        Danis merupakan sosok yang sangat menginspirasi , keteladanannya patut kita apresiasi sebesar - besarnya , harapannya kedepan lebih banyak lagi generasi Indonesia yang bisa mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang  dan bisa mendapatkan pendidikan terbaik di seluruh Dunia .


          


Sabtu, 14 Februari 2015

Logo 3D Pertama





Selasa, 10 Februari 2015

BAHAYA NAFSU


RuhulBurhan.com

BAHAYA NAFSU
Bagian II – Qaseedah Burdah, karya al-Bushiri
Hafidz Abdurrahman

Sungguh Nafsu Marahku Pada Nasehat Tak Terima
Karena Berangkat Dari Ketidaktahuannya
Adanya Peringatan Berupa Uban Di Kepala
Dan Ketidakberdayaan Tubuh Akibat Umur Senja

Nafsu Amarahku Tak Mau Bersiap-Siap Diri
Dengan Mengerjakan Amal Baik Yang Bernilai
Untuk Menyambut Kedatangan Tamu Yang Pasti
Tamu Yang Singgah Di Kepala Nan Tiada Malu Lagi

Jikalau Aku Tahu
Bahwa Diriku Tak Dapat Menghormat Tamu
Maka Lebih Baik Kusembunyikan Diriku
Dengan Cara Menyemir Uban Dikepalaku

Siapakah Gerangan?
Sanggup Mengendalikan Nafsuku Dari Kesesatan
Sebagaimana Kuda Liar Yang Terkendalikan
Dengan Tali Kekangan

Jangan Kau Berharap Waktu Sesaat
Dapat Mematahkan Nafsu Dengan Maksiat
Karena Makanan Justeru Bisa Perkuat
Bagi Si Rakus Makanan Lezat

Nafsu Itu Bagai Bayi
Bila Kau Biarkan Akan Tetap Menyusu Tiada Henti
Namun Bila Kau Sapih Itu Bayi
Maka Ia Akan Berhenti Sendiri

Maka Palingkanlah Nafsumu Dari Kesenangan
Takutlah Jangan Sampai Ia Miliki Kekuasaan
Sesungguhnya Nafsu Jikalau Berkuasa
Maka Akan Membunuhmu Dan Membuatmu Cela

Jagalah Hawa Nafsu
Ia Bagai Ternak Dalam Kebaikan
Jika Ia Merasa Nyaman Dalam Kebaikan Itu
Maka Tetap Jaga Dan Jangan Biarkan

Betapa Banyak Kelezatan
Justeru Bagi Seseorang Membawa Kematian
Karena Tiadanya Pengertian
Bahwa Racun Tersimpan Dalam Makanan

Waspadalah Diri
Terhadap Tipu Dayanya Lapar Dan Kenyang
Sebab Sering Terjadi
Rasa Lapar Lebih Daripada Kenyang

Cucurkanlah Airmata
Dari Kelopak Mata Yang Penuh Noda Dosa
Tetap Dan Pelihara
Rasa Sesal Dan Kecewa

Lawanlah Hawa Nafsu Dan Setan Durjana
Durhakalah Pada Keduanya
Jika Mereka Tulus Menasehati
Maka Engkau Harus Mencurigai

Janganlah Engkau Taat Kepada Mereka Berdua
Baik Selaku Musuh Atau Selaku Hakim
Sebab Engkau Sudah Tahu Dengan Nyata
Bagaimana Tipu Dayanya Musuh Dan Hakim

Kumohon Ampun Kepada Allah
Atas Ucapan Yang Tanpa Amaliah
Sungguh Hal Itu Kusamakan
Dengan Orang Mandul Tak Berketurunan

Engkau Ku Perintah Lakukan Kebaikan
Namun Aku Sendiri Tak Mengerjakan
Maka Tiada Berguna Ucapanku Agar Kau Berlaku Lurus
Sedangkan Diriku Sendiri Tak Lurus

Sebelum Mati Aku Tak Cari Perbekalan
Dengan Mengerjakan Ibadah Yang Disunatkan
Aku Tak Pernah Shalat Dan Puasa
Kecuali Ibadah Wajib Saja

******

Begitulah nafsu. Sungguh tepat apa yang diungkapkan oleh al-Bushiri, bahwa “Nafsu itu bagaikan bayi, bila kau biarkan, akan tetap menyusu tiada henti. Namun, bila kau sapih bayi itu, maka ia akan berhenti sendiri..” maka renungkanlah nasehat al-Bushiri, “Lawanlah hawa nafsu dan setan durjana. Durhakalah pada keduanya, jika mereka tulus menasehati, maka Engkau harus curiga.”

Karena itu, Imam as-Syafii memberikan nasihat:

إِذَا حَارَ أَمْرُكَ فِيْ مَعْــنَيَيْنِ # وَلَمْ تَدْرِ حَيْثُ الْخَطَا وَالصَّوَابِ
فَخَالِفْ هَوَاكَ فَإِنَّ الْهَوَىْ # يَقُوْدُ النُّفُوْسِ إِلَى مَا يُعَـــابُ

Jika Engkau bingung dengan urusanmu di antara dua makna
Engkau tidak tahu, mana yang benar dan salah
Maka, durhakalah pada hawa nafsumu, karena nafsu
Selalu menyeret orang tuk menapaki apa yang tercela
[as-Syafii, Diwan al-Imam as-Syafii, hal. 43]

Begitulah nafsu manusia. Sampai Nabi saw. secara khusus berpesan, agar kita tidak lengah, “Kita telah kembali dari jihad kecil, untuk menyongsong jihad yang lebih besar.” [Ibn Sa’ud, Tafsir Ibn Sa’ud, IV/46]. Jihad yang lebih besar itu tak lain adalah “Peperangan manusia melawan hawa nafsunya.” [Dikeluarkan as-Suyuthi, al-Jami’ as-Shaghir, IV/511]. Pesan ini disampaikan setelah Nabi saw. dan para sahabat kembali dari Perang Tabuk, yang merupakan perang paling sulit, sehingga tentaranya disebut Jaisy al-‘Usrah.

Allah dengan tegas mengingatkan kita:

وَلاَ تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلُّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ

“Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, sehingga dia menyesatkan kamu dari jalan Allah SWT.” [Q.s. Shad: 26]

Iya, perang melawan hawa nafsu memang berat. Karena kecenderungan manusia pada nafsunya, ibarat air yang terus mengalir mencari daerah yang lebih rendah. Untuk mengangkatnya ke atas diperlukan energi dan tenaga. Begitu tutur Ibn al-Jauzi, dalam kitabnya Shaid al-Khathir. Untuk itu, kata al-Mawardi, dibutuhkan akal. Karena akallah yang sanggup mengawal dan memeranginya.

Maka, orang yang akalnya cerdas sanggup menahan pedih dan sakit sesaat, demi meraih kenikmatan abadi, saat menghadap Ilahi Rabbi. Sabda Nabi, “orang yang cerdas adalah orang yang sanggup menundukkan nafsunya, dan berjuang demi apa yang akan diperoleh setelah kematian.” Sebaliknya, kata Nabi, “Orang yang lemah akalnya, adalah yang memperturutkan hawa nafsunya, dan berandai-andai dengan Allah.” [Hr. al-Hakim]

Karena itu, ketika Nabi saw. ditanya seorang pemuda Anshar, “Siapakah orang yang paling cerdas, ya Rasulullah?” Nabi saw. pun menjawab, “Mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan mereka yang paling sempurna persiapannya untuk meraih apa akan diperoleh setelahnya [kematian].. Mereka itulah orang yang paling cerdas.” [Hr. Ibn Majjah]

Siapa saja yang banyak mengingat kematian, dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya tuk meraih nikmat abadi di akhirat, maka dia tidak akan diperbudak oleh nafsu dan syahwat.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang cerdas, bahkan paling cerdas, sebagaimana yang dititahkan oleh baginda Nabi saw.

Amin ya Rabba al-‘Alamin..